Perpisahan yang Dewasa

Kita dua musim yang pernah berjanji abadi. Namun daun-daun gugur

dengan ritme yang tak sama lagi. Di matamu kulihat ketakutan

kan sepi yang datang. Kau genggam sisa kisah ini, kau genggam terlalu

dalam. Tapi dalam genggaman yang terpaksa, cinta kita perlahan

berubah jadi patung es yang dingin. Jalan yang kau susuri

bercabang jauh dari jalanku. Ku cinta arahmu tapi tak bisa lagi

berjalan bersamamu. Maka kata pamit ini hadiah terburuk. Namun paling berharga

yang bisa kuberikan. Pengakuan paling jujur bahwa kita tak lagi bisa